Kamis, 28 April 2011

MISA PERINGATAN PANCA WINDU PAROKI ST LUKAS PEMALANG

SENIN 25 April mulai pukul 17.00 Paroki St Lukas Pemalang mengadakan misa sebagai ungkapan syukur berdirinya paroki ini yang sudah genap 40 tahun.
Misa dipimpin langsung oleh Bapa Uskup Mgr.Y.Sunarko didampingi oleh Rama Sheko, Rama Agung dan Rama Hadi, ketiganya dari Paroki St Lukas serta dihadiri oleh para rama yang memiliki kaitan historis ataupun emosional dengan Gereja St Lukas Pemalang. paroki
Misa berlangsung meriah dengan dukungan  Paduan Suara Caecilia yang dipimpin oleh dirigen Iwan Setiawan.
Dibuka dengan lagu pembukaan Nata Agung dengan iringan gamelan sehingga nuansa budaya Jawa muncul sebagai bagian dari kekayaan paroki. Ordinarium yang dipakai adalah Misa Kita II dengan iringan para organis Riana, Woro, Juan dan mestinya Dita namun karena Dita harus opname di RS Santa Maria maka posisinya digantikan Mita. Dengan dukungan keempat organis ini maka lagu-lagu yang dilantunkan menjadi semakin nampak megah.
Lagu persembahan dibawakan dalam bahasa Batak  karena Batak juga merupakan salah satu kekayaan budaya paroki.
Lagu komuni diciptakan secara khusus oleh tim untuk mendukung semaksimal mungkin perayaan ini. Agungkan nama Tuhan adalah judul lagunya, ditulis dan diaransir oleh Iwan S dengan memunculkan gaya dan bahasa Indonesia, Jawa, Batak dan Mandarin. Agar bahasa yang dipergunakan sesuai dengan semestinya maka tim bekerja keras sejak beberapa bulan sebelumnya dan berkonsultasi dengan para ahli seperti Ibu Amin yang guru bahasa Mandarin, Bapak Deodatus Turnip yang orang Batak, Ibu Adi Setiawan yang Jawa tulen serta beberapa tokoh lain yang ada di Paroki St Lukas.
Iringannyapun juga dikolaborasikan antara organ dengan gamelan. Hasilnya ?. Wauw . . . it's spectacular ! . . demikian komentar seorang lulusan ISI Yogya yang kebetulan mengikuti misa tersebut.
Paroki St Lukas memang paroki yang kaya dan lengkap. Meskipun jumlah keseluruhan umatnya tidak terlalu banyak namun di sana ada komunitas komunitas seperti Jawa, Batak serta Tionghoa yang semuanya terlibat secara aktip di kegiatan paroki.Ramanya ada tiga, Brudernya ada dua, Susternya ada belasan, sekolah dari SD sampai SMA ada, rumah sakit juga ada.Itulah kekayaan Paroki St Lukas, demikian kata Bapa Uskup dalam homilinya.
Sebagai lagu penutup kembali dilantunkan lagu berbahasa Mandarin Kan sie atau terima kasih.
Secara keseluruhan misa berjalan lancar dan meriah.
Ada hal yang menarik yang bisa saya sampaikan di sini adalah semangat dari para aktivis yang begitu besar.
Dalam kesibukan yang memang luar biasa karena bersamaan dengan persamaan rangkaian kegiatan Paskah yang pasti sangat membutuhkan energi namun mereka tidak kehilangan semangat.
Rama Shekopun nampak sangat bersemangat meskipun kami tahu beliau juga sangat kecapekan.
Yang pasti segala potensi yang ada layak dan harus dikembangkan.
Viva St Lukas